H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Senin, 12 Desember 2022

Renungan Konsekuen dan Bertanggung Jawab

 



KONSEKUEN DAN BERTANGGUNG JAWAB

Hakim-hakim 11:29-40 (Tgl 12 Desember 2022, Senin)

  Salah seorang pemimpin rohani yang sangat dikagumi oleh orang Kristen di Amerika Serikat adalah Tony Evans. Bahkan, presiden Bush pun menaruh hormat kepadanya. Apa yang membuat gembala siding Oak Cliff Bibble Fellowship ini begitu dikagumi ? Sikapnya yang konsekuen ! Tony Evans pernah membuat kebijakan bahwa setiap jemaat yang kedapatan hamil diluar nikah harus mengaku dosanya di hadapan jemaat. Tak disangka, Chrystal, putri sulungnya, kedapatan hamil di luar nikah pada usia 18 tahun. Sesungguhnya ini adalah aib bagi keluarga Kristen, apalagi bagi gembala siding sebuah gereja dengan jemaat 7.000 orang ! Meski harus menanggung malu, Tony Evans bersama keluarganya berani berdiri di hadapan jemaat untuk mengaku dosanya. Justru karena kejujurannya tersebut, Tony Evans dicintai oleh jemaatnya dan putri sulungnya tetap diterima oleh jemaat.

  Menjadi pemimpin itu tidak mudah. Sebagai seorang pemimpin, kita dituntut untuk melakukan dan mempraktikkan apa yang kita ajarkan. Banyak pemimpin yang hebat dalam berteori, namun payah dalam praktik. Pintar bicara tapi tidak pintar melakukan. Hebat dalam memotivasi orang untuk melakukan, namun dirinya sendiri tidak melakukan. Inilah gambaran pemimpin yang tidak konsekuen. Pemimpin yang seperti ini akan kehilangan respek dari orang-orang yang dipimpinnya. Kita semua adalah pemimpin. Entahkah kita pemimpin dalam bisnis, organisasi, gereja, maupun pemimpin dalam keluarga. Sebagai pemimpin, kita harus konsekuen dengan perkataan kita.

  Dalam bacaan kita hari ini, kita belajar dari Yefta bagaimana seharusnya menjadi pemimpin. Meski harus kehilangan anaknya perempuan karena nazarnya kepada Tuhan, Yefta tetap konsekuen. Dengan kata lain, Yefta bertanggung jawab dengan perkataannya. Bagaimana dengan kita ? Apakah kita juga bertanggung jawab atas perkataan kita ? Apakah kita konsekuen terhadap perintah ataupun peraturan yang kita buat ? Ujian terberat bagi kita sebagai seorang pemimpin adalah ketika kita diuji oleh perkataan yang keluar dari mulut kita sendiri. Apakah kita menyangkal dan mengkhianati perkataan kita, ataukah kita bertanggung jawab dan konsekuen terhadap perkataan kita ? *Kwik

 

 

“… Dan ayahnya melakukan kepadanya apa yang telah dinazarkannya itu.. (Hakim-hakim 11:39)”

 

 

Kita harus bertanggung jawab atas setiap perkataan yang keluar dari mulut kita






Family Is The Best Time


1 komentar: