WAKTU
Pengkhotbah 3:1-10 , 2 Agustus 2023
Seorang petani kaya meninggal dunia. Sepeninggal ayahnya, kedua puteranya hidup bersama dalam satu rumah. Sampai suatu hari mereka bertengkar sehingga memutuskan untuk berpisah dan membagi harta warisan ayahnya. Setelah harta terbagi, masih tertinggal satu kotak yang selama ini disembunyikan oleh ayah mereka. Mereka membuka kotak itu dan menemukan 2 buah cincin di dalamnya, yang 1 terbuat dari emas bertakhtakan berlian dan yang 1 terbuat dari perunggu. Melihat cincin berlian itu, timbullah keserakahan sang kakak, dia berkata, “Kurasa cincin ini bukan milik ayah, namun warisan turun temurun dari nenek moyang kita.
“Sebagai saudara tua, aku akan menyimpan yang emas dan kamu yang perunggu”. Sang adik tersenyum dan menyetujuinya. Sang adik merenung, “Tidak aneh kalau ayah menyimpan cincin berlian yang mahal itu, tetapi kenapa ia menyimpan cincin perunggu murahan ini ?” Dia mencermati cincinnya dan menemukan sebuah kalimat terukir di cincin itu : INI PUN AKAN BERLALU. “Oh.. rupanya ini mantera ayah...” gumamnya.
Dalam kehidupan mereka, kakak beradik itu mengalami pasang surut kehidupan. Saat panen berhasil, sang kakak lupa daratan sehingga berpesta pora dan mabuk-mabukan. Ketika panen gagal, dia menderita tekanan batin sehingga hutang sana sini. Demikian terjadi dari waktu ke waktu, sampai akhirnya dia kehilangan keseimbangan batin, sulit tidur dan mulai memakai obat-obat penenang. Akhirnya dia terpaksa menjual cincin berliannya untuk membeli obat-obatan yang membuatnya ketagihan.
Sementara itu, ketika panen berhasil sang adik mensyukurinya. Dia teringat kata-kata di cincinnya : INI PUN AKAN BERLALU. Jadi dia tidak menjadi sombong dan lupa daratan. Ketika panen gagal, dia juga ingat bahwa INI PUN AKAN BERLALU, jadi ia pun tidak larut dalam kesedihan. Dia tahu bahwa semuanya tiada yang kekal. Dia tidak pernah kehilangan keseimbangan batin, dia hidup tenteran dan bahagia.
Saudara, memang benar bila dikatakan tiada yang abadi di dunia ini. Semuanya akan berlalu. Yang muda akan menjadi tua, yang hidup akan mati, dan lain lain. Bahkan akhir hidup di dunia pun adalah misteri yang kita tidak tahu kapan datangnya. Beruntunglah bagi mereka yang masih hidup di dunia dan mau mengutamakan hal-hal yang kekal sebab semua yang ada di dunia ini hanya sementara. (RE)
“Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun dibawah langit ada waktunya (Pengkhotbah 3:1)”
Renungkan hidup Anda dan mengucap syukurlah untuk segala sesuatunya
Renungkan hidup Anda dan mengucap syukurlah untuk segala sesuatunya
BalasHapusDalam kehidupan mereka, kakak beradik itu mengalami pasang surut kehidupan.
BalasHapus