PENGGUNAAN KAYU PADA KONSTRUKSI
BANGUNAN PERUMAHAN
Dosen Pengasuh :
Arif Nuryawan, S.
Hut, M. Si
Oleh :
Ruth A.L Tobing 081203016
Lensi Mian Sinaga 081203024
Joapri S Saragih 081203027
Lateranita Br
Sembiring 081203040
Friska Simatupang 081203043
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2011
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kayu adalah suatu bahan yang
dihasilkan dari sumber kekayaan alam, merupakan bahan mentah yang mudah
diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan keinginan dan kemajuan teknologi.
Kayu berasal dari tumbuh-tumbuhan hidup di alam yang jenis pohonnya mempunyai
batang berupa kayu.
Berat
jenis dan ketahanan terhadap tegangan (kekakuan) digunakan sebagai pendekatan
untuk mengukur kekuatan. Parameter-parameter tersebut secara langsung
berhubungan dengan kekuatan, tetapi hubungan tersebut berbeda menurut
spesiesnya. Sifat mekanis merupakan kekuatan dan ketahanan terhadap
perubahan bentuk suatu bahan, sedangkan kekuatan adalah kemampuan suatu bahan
untuk memikul beban atau gaya yang bekerja padanya. Sifat mekanis biasanya
merupakan ciri terpenting dari produk kayu yang akan digunakan untuk bahan
bangunan gedung (Haygreen dan Bowyer, 1982).
Agar cocok untuk penggunaan dan
pemakaian kayu sebagai bahan bangunan maka pedoman di bawah ini dapat dijadikan
pegangan diantaranya adalah sebagai berikut :
- Berdasarkan sifat-sifat jenis kayu :
- Sifat
keawetan kayu
- Sifat
kekuatan kayu
- Sifat-sifat
lainnya
- Berdasarkan keadaan permukaan kayu
- Warna
dan pola kayu
- Ukuran
serat dan pori-pori
- Berdasarkan kelas pemakaian kayu
- Banyak
sedikitnya penggunaan suatu jenis kayu oleh konsumen kayu
- Dilihat
dari kelas keawetan dan kelas kekuatan jenis kayu yang bersangkutan
Beberapa keuntungan dan kerugian kayu sebagai bahan bangunan adalah :
- Keuntungan
- Banyak
didapat di Indonesia dan bias di daur ulang lagi ketersediaannya dengan menanam
kembali (reboisasi)
- Mudah
dikerjakan dan mudah dibentuk sesuai kebutuhan dan penggunaannya serta harga
yang relative murah
- Kekuatan
kayu cukup tinggi dan ringan
- Daya
tahan terhadap listrik dan bahan kimia (kecuali bahan kimia yang keras) cukup
tinggi atau baik
- Pada
jenis kayu tertentu mempunyai tekstur yang indah sehingga mempunyai nilai
dekoratif yang indah dan baik
- Kedap
suara
- Kerugian/Keuntungan
- Sifatnya
kurang homogen
- Mudah
dipengaruhi oleh iklim atau cuaca
- Lendutan
dapat terjadi pada keadaan kelembapan tinggi
- Mudah
terserang serangga, jamur, dan cacing laut
- Adanya
cacat-cacat bawaan dan cacat alam seperti : mata kayu dan pecah-pecah
- Agak
mudah terbakar
Berdasarkan ukuran dan penggunaannya, kayu bangunan dapat dibagi menjadi
tiga macam yaitu :
- Kaso dan papan
Kayu ini berpenampang segi empat dengan tebal antara 5-12.5 cm (2-5
inchi) dan lebarnya 10 cm (4 inchi) ke atas. Sortimen jenis ini biasa dipakai
untuk kaso atap rumah (kaso) dan untuk lantai (papan)
- Balok dan gelagar
Kayu ini berpenampang segi empat dengan tebal 12.5 cm (5 inchi) atau
lebih dan lebarnya 20 cm atau lebih. Kayu-kayu ini biasa dipakai sebagai balok
penopang, gelagar jembatan dan bagian-bagian konstruksi lainnya yang menyangga
beban lentur.
- Tiang
Kayu-kayu ini berpenampang bujur sangkar atau mendekati bujur sangkar
berukuran sekitar 12.5 x 12.5 cm atau lebih.
Semua
ukuran segiempat yang biasanya digunakan untuk kayu dengan beban berat, misalnya
berukuran 10 cm x 5 cm, 12 cm x 12 cm, 15 cm x 15 cm, 20 cm x 10 cm, 30 cm x 15
cm, dsb. Persyaratan kelas kayu secara visual berhubungan dengan sifat visual
yang dapat diterima untuk kayu konstruksi. Persyaratan tersebut bisa digunakan
di samping uji kelas untuk kekuatan dan keteguhan kayu.
Kelas Kuat Struktural
Kayu dengan kelas kuat
yang lebih tinggi ditempatkan di bagian tepi yang menahan tegangan yang besar,
sedangkan kayu dengan kelas kuat yang lebih rendah ditempatkan di tengah, pada
bagian yang akan menerima tegangan lebih kecil. Sistem kelas yang memilah kayu
berdasarkan kuat strukturalnya disajikan pada tabel berikut :
Bapak Sukimin (berkebangsaan China) adalah seorang pengusaha dan banker
yang berasal dari Bandung dan sukses membangun bisnis besar dalam bidang
Kewirausahaan di Jawa, Indonesia. Sukimin membangun bisnis besar yang memiliki
lebih dari 100 orang pekerja. Karena kesuksesannya tersebut, Bapak Sukimin
dekat dengan para kaum terpandang di Medan.
Tujuan
Tujuan dari survei Penggunaan kayu
pada Konstruksi bangunan Perumahan adalah untuk mengetahui bahwa sebagian
bangunan perumahan Grand Sumatera Jamin Ginting menggunakan kayu.
METODOLOGI
Waktu dan
Tempat
Kegiatan wawancara ini dilaksanakan pada hari Selasa,
15 Maret 2011. Tempat pelaksanaannya di Jalan Jamin Ginting, Simalingkar A, No.
105, Medan, Sumatera Utara.
Bahan dan Alat
Adapun bahan yang digunakan pada
praktikum ini adalah Kamera digital, dan Alat tulis
Prosedur
Metode yang digunakan dalam inventarisasi kayu sebagai
bahan bangunan yaitu wawancara langsung. Wawancara dilaksanakan dengan Mandor
bangunan dan para tenaga kerja bangunan tersebut.
Adapun prosedur yang dilakukan
saat survei di perumahan adalah:
-
Diinventarisasi
jenis-jenis sortimen kayu yang ada di perumahan.
-
Dilihat jenis-jenis
kayu beserta ukurannya yang ada di perumahan.
-
Ditanya kepada mandor bangunan jenis kayu yang digunakan dan melihat
brosur berapa harga dari tiap jenis sortimen kayu dan jenis kayu tersebut.
ISI
Dalam kegiatan praktek yang dilaksanakan
pada gedung bangunan perumahan, dapat diketahui banyak penggunaan kayu pada
bangunan tersebut. Bangunan perumahan ini terletak di Jln. Jamin Ginting,
Simalingkar A No.105, Medan. Perumahan ini diberi nama sesuai dengan nama
secara umum yakni “Grand Sumatera Jamin Ginting” tidak sesuai dengan nama yang
memiliki bangunan ini.
Bangunan ini memiliki bentuk
bangunan yang diadaptasi dari desain bangunan Eropa dan arsiteknya adalah
mahasiswa jurusan teknik sipil. Kayu yang digunakan bangunan ini berasal dari
kayu Indonesia, dimana kayu ini selanjutnya akan dikirim untuk didesain sesuai
kebutuhan. Pada bagian dalam bangunan, terdapat furniture dan benda-benda yang
terdiri dari kayu.
Pada bangunan ini juga dapat dilihat
bagian-bagian yang belum mengalami kerusakan, baik kerusakan karena usia
ataupun karena pengaruh perusak kayu (rayap) karena perumahan ini baru dibangun
dan ada sebagian bangunan rumah yang sudah siap. Bagian sisi ventilasi dibuat
dengan menggunakan kayu meranti, bagian jendela yang kayunya sangat kokoh juga
terbuat dari kayu meranti, dan bagian langit-langit bangunan terbuat dari beton
(semen).
Sesuai dengan pengamatan yang
dilakukan pada bangunan perumahan Grand Sumatera Jamin Ginting yang beralamat
di Jln. Jamin Ginting, Simalingkar A. No. 105, Medan, dengan pengamatan secara
langsung diperoleh hasil sebagai berikut :
- Kayu dalam pembangunan
Penggunaan kayu
sembarang sangat membantu dalam kontruksi perumahan
- Pintu kayu
Pada bangunan ini pintu yang digunakan ada 2 jenis yaitu pintu sayap ganda
sebagai pintu utama di bagian depan rumah. Pintu sayap ganda ini memiliki dua
daun pintu yang di gantung pada bagian dalam rangka dengan menggunakan engsel
kayu yang menyatu pada pintu yang terletak di bagian atas dan bawah pintu.
Untuk pintu-pintu yang digunakan untuk ruangan-ruangan biasa diguanakan pintu
dengan tipe pintu sayap tunggal dengan menggunakan engsel pintu besi yang biasa
digunakan pada pintu-pintu biasa. Semua pintu yang digunakan terbuat dari kayu
besi. Dibawah ini merupakan gambar pintu kayu sayap ganda.
- Jendela kayu
Jendela yang digunakan pada bangunan ini adalah jendela dengan tipe
jendela sayap ganda. Jendela ini mempunyai daun-daun jendela yang ditempatkan
pada engsel depan atau belakang. Bagian jendela ini dapat dibuka penuh. Untuk jendela
pada lantai satu pada bangunan ini dilengkapai dengan jerajak besi, sedangkan
untuk jendela pada lantai dua hanya dilengkapi dengan daun jendela saja tanpa
ada jerajak. Semua daun jendela terbuat dari kayu Merbau (Intsia palembanica) yang diimpor dari Bandung. Dibawah ini terlihat
jendela pada bangunan perumahan.
- Kusen Pintu dan Jendela
Pada daun pintu dan jendela pada dinding, dipasang rangka yang disebut
kusen, kusen untuk tempat tinggal terbuat dari kayu atau logam. Kusen kayu
memberikan penampilan yang hangat dan indah dari tampilan tekstur serat-serat
kayu yang dimilikinya, mempunyai nilai penyekat panas yang baik dan pada
umumnya tahan terhadap pengaruh cuaca. Pada bangunan ini tipe kusen pintu dan
jendela yang digunakan adalah kusen pintu gedung dari besi.
Dibeberapa bagian untuk mencegah
agar tidak mengalami kerusakan akibat serangan rayap misalnya pada pintu di
ruang makan dan agar rayap menyerang
bagian bawah pintu yang menyebabkan pintu tersebut rusak maka diperlukan
tindakan untuk melakukan pengawetan kayu sebelum digunakan lalu kayu pintu
ataupun jendela tersebut di cat. Pengawetan
kayu untuk perumahan dan gedung adalah suatu proses memasukkan bahan pengawet
ke dalam kayu dengan tujuan untuk meningkatkan daya tahan kayu terhadap
serangan organisme perusak kayu sehingga dapat memperpanjang masa pakai kayu.
Menurut keterangan dari pihak pemilik yang kebetulan berada disana, pada
bagian loteng tidak mengalami kerusakan karena terbuat dari beton. Pada bagian
jendela atau pintu yang keadaannya lembap dan gelap membuat rayap suka tinggal
dan menyerang kayu pada bagian ini.
PENUTUP
Rumah konstruksi kayu adalah
bangunan rumah dengan menggunakan sistem struktur rangka pemikul dari bahan
kayu. Biasa disebut sebagai rumah kayu, ciri-cirinya yaitu seluruh komponen
balok dan kolom serta dinding yang digunakan adalah kayu. Rumah dengan struktur
rangka kayu harus menggunakan sambungan-sambungan takik yang dikencangkan
dengan menggunakan paku minimal 4 buah. Panjang paku yang digunakan minimal 2,5
kali tebal kayu yang terkecil. Apabila struktur kayu ini memikul beban berat
(seperti struktur kayu untuk bangunan gudang atau garasi kendaraan), maka
sambungan kayu harus dikencangkan dengan menggunakan bout berdiameter minimum
10 mm. Semua kayu yang digunakan harus kering dan bila perlu diawetkan sesuai
dengan persyaratan pengawetan kayu.
Dari kegiatan yang dilakukan kita dapat mengetahui desain bangunan yang
ada pada Perumahan Grand Sumatera Jamin Ginting. Arsitektur bangunan
mengadaptasi dari desain Eropa. Pada bangunan ini, kita dapat banyak melihat
tipe-tipe perumahan yang didesain oleh arsitek Teknik Sipil.
Banyak petuah dan nasihat yang kita
lihat pada pelaksanaan kegiatan ini. Ada yang tersiratkan pada suatu bentuk
lukisan burung, yang memiliki arti kita harus bisa hidup dalam keadaan apapun.
Ini menggambarkan semangat juang yang pantang menyerah dalam menjalani setiap
kehidupan.
Bangunan Perumahan Grand Sumatera
Jamin Ginting merupakan sebuah bangunan yang menjadi bangunan mewah,
dikarenakan bentuk dan desainnya yang tetap bertahun dari tahun ke tahun.
Keistimewaan bangunan ini dapat kita lihat dari bagian dalam ruangan yang
nyaman dan praktis, dan membuat pengunjung yang datang untuk melihat serta
mengagumi bangunan yang kokoh berdiri.
Saat ini banyak pula material yang dikembangkan untuk menjadi alternatif
pengganti kayu seperti aluminium, kusen beton, gypsum, kusen UPVC yang
mendekati bentuk dan penampilan kayu untuk kusen pintu dan jendela luar.
Sebetulnya kayu memiliki Keunggulan dibanding dengan material lainnya yaitu
tampilan natural yang disukai dari kayu, material kayu banyak yang kuat menurut
jenisnya seperti kayu jati, kaper, atau ulin, melalui proses pengovenan yang
baik. Kayu memang fleksibel untuk dirubah bentuknya sesuai desain, seperti bentuk
lurus atau melengkung, dan dapat menahan panas atau dingin dari luar ruangan.
Sedangkan kerugian kayu antara lain mudah dimakan rayap, perawatan secara
berkala dengan cat atau coating agar tetap awet, dan menyerap air sehingga
menyebabkan volume kayu dapat berubah-ubah. Akibatnya pintu atau jendela sulit
dibuka karena salah satu sudutnya memuai.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kehutanan. 2008.
Pemanfaatan Kayu. Jakarta.
Haygreen,
J. G. dan J. L. Bowyer. 1982. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu, Suatu Pengantar. UGM – Press. Yogyakarta.
Pandit dan Ramdan. 2002. Anatomi Kayu. ITB : Bandung
Setiadi, A dan Sofyan, K. 2010. Sifat Kimia Beberapa Jenis Kayu.
Teknologi Hasil Hutan Fahutan. Fakultas Kehutanan IPB.
Sjostrom, E. 1981. Sambungan Kayu Edisi 2 (Terjemahan). Yogyakarta.
Gadjah Mada Universuty Press.
Tsoumis, G. 1976. Kayu Sebagai bahan Baku. Proyek Penterjemahan
Literatur Kehutanan. Fakultas
Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar