H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Jumat, 03 Agustus 2012

Kayu Sebagai Bahan Bangunan



PENGGUNAAN KAYU PADA KONSTRUKSI
BANGUNAN PERUMAHAN
                                                                             


Dosen Pengasuh :
Arif Nuryawan, S. Hut, M. Si



Oleh :
Ruth A.L Tobing                    081203016
Lensi Mian Sinaga                  081203024
Joapri S Saragih                      081203027
Lateranita Br Sembiring          081203040
Friska Simatupang                  081203043









PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2011

PENDAHULUAN
Latar Belakang
            Kayu adalah suatu bahan yang dihasilkan dari sumber kekayaan alam, merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan keinginan dan kemajuan teknologi. Kayu berasal dari tumbuh-tumbuhan hidup di alam yang jenis pohonnya mempunyai batang berupa kayu.
Berat jenis dan ketahanan terhadap tegangan (kekakuan) digunakan sebagai pendekatan untuk mengukur kekuatan. Parameter-parameter tersebut secara langsung berhubungan dengan kekuatan, tetapi hubungan tersebut berbeda menurut spesiesnya. Sifat mekanis merupakan kekuatan dan ketahanan terhadap perubahan bentuk suatu bahan, sedangkan kekuatan adalah kemampuan suatu bahan untuk memikul beban atau gaya yang bekerja padanya. Sifat mekanis biasanya merupakan ciri terpenting dari produk kayu yang akan digunakan untuk bahan bangunan gedung (Haygreen dan Bowyer, 1982).
            Agar cocok untuk penggunaan dan pemakaian kayu sebagai bahan bangunan maka pedoman di bawah ini dapat dijadikan pegangan diantaranya adalah sebagai berikut :
  1. Berdasarkan sifat-sifat jenis kayu :
-       Sifat keawetan kayu
-       Sifat kekuatan kayu
-       Sifat-sifat lainnya
  1. Berdasarkan keadaan permukaan kayu
-       Warna dan pola kayu
-       Ukuran serat dan pori-pori
  1. Berdasarkan kelas pemakaian kayu
-       Banyak sedikitnya penggunaan suatu jenis kayu oleh konsumen kayu
-       Dilihat dari kelas keawetan dan kelas kekuatan jenis kayu yang bersangkutan
Beberapa keuntungan dan kerugian kayu sebagai bahan bangunan adalah :
  1. Keuntungan
-       Banyak didapat di Indonesia dan bias di daur ulang lagi ketersediaannya dengan menanam kembali (reboisasi)
-       Mudah dikerjakan dan mudah dibentuk sesuai kebutuhan dan penggunaannya serta harga yang relative murah
-       Kekuatan kayu cukup tinggi dan ringan
-       Daya tahan terhadap listrik dan bahan kimia (kecuali bahan kimia yang keras) cukup tinggi atau baik
-       Pada jenis kayu tertentu mempunyai tekstur yang indah sehingga mempunyai nilai dekoratif yang indah dan baik
-       Kedap suara
  1. Kerugian/Keuntungan
-       Sifatnya kurang homogen
-       Mudah dipengaruhi oleh iklim atau cuaca
-       Lendutan dapat terjadi pada keadaan kelembapan tinggi
-       Mudah terserang serangga, jamur, dan cacing laut
-       Adanya cacat-cacat bawaan dan cacat alam seperti : mata kayu dan pecah-pecah
-       Agak mudah terbakar
Berdasarkan ukuran dan penggunaannya, kayu bangunan dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu :
  1. Kaso dan papan
Kayu ini berpenampang segi empat dengan tebal antara 5-12.5 cm (2-5 inchi) dan lebarnya 10 cm (4 inchi) ke atas. Sortimen jenis ini biasa dipakai untuk kaso atap rumah (kaso) dan untuk lantai (papan)
  1. Balok dan gelagar
Kayu ini berpenampang segi empat dengan tebal 12.5 cm (5 inchi) atau lebih dan lebarnya 20 cm atau lebih. Kayu-kayu ini biasa dipakai sebagai balok penopang, gelagar jembatan dan bagian-bagian konstruksi lainnya yang menyangga beban lentur.
  1. Tiang
Kayu-kayu ini berpenampang bujur sangkar atau mendekati bujur sangkar berukuran sekitar 12.5 x 12.5 cm atau lebih.
Semua ukuran segiempat yang biasanya digunakan untuk kayu dengan beban berat, misalnya berukuran 10 cm x 5 cm, 12 cm x 12 cm, 15 cm x 15 cm, 20 cm x 10 cm, 30 cm x 15 cm, dsb. Persyaratan kelas kayu secara visual berhubungan dengan sifat visual yang dapat diterima untuk kayu konstruksi. Persyaratan tersebut bisa digunakan di samping uji kelas untuk kekuatan dan keteguhan kayu.

Kelas Kuat Struktural
Kayu dengan kelas kuat yang lebih tinggi ditempatkan di bagian tepi yang menahan tegangan yang besar, sedangkan kayu dengan kelas kuat yang lebih rendah ditempatkan di tengah, pada bagian yang akan menerima tegangan lebih kecil. Sistem kelas yang memilah kayu berdasarkan kuat strukturalnya disajikan pada tabel berikut :
Bapak Sukimin (berkebangsaan China) adalah seorang pengusaha dan banker yang berasal dari Bandung dan sukses membangun bisnis besar dalam bidang Kewirausahaan di Jawa, Indonesia. Sukimin membangun bisnis besar yang memiliki lebih dari 100 orang pekerja. Karena kesuksesannya tersebut, Bapak Sukimin dekat dengan para kaum terpandang di Medan.

Tujuan
            Tujuan dari survei Penggunaan kayu pada Konstruksi bangunan Perumahan adalah untuk mengetahui bahwa sebagian bangunan perumahan Grand Sumatera Jamin Ginting menggunakan kayu.


METODOLOGI


Waktu dan Tempat
Kegiatan wawancara ini dilaksanakan pada hari Selasa, 15 Maret 2011. Tempat pelaksanaannya di Jalan Jamin Ginting, Simalingkar A, No. 105, Medan, Sumatera Utara.
Bahan dan Alat
            Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Kamera digital, dan Alat tulis  

Prosedur
Metode yang digunakan dalam inventarisasi kayu sebagai bahan bangunan yaitu wawancara langsung. Wawancara dilaksanakan dengan Mandor bangunan dan para tenaga kerja bangunan tersebut.
Adapun prosedur yang dilakukan saat survei di perumahan adalah:
-          Diinventarisasi jenis-jenis sortimen kayu yang ada di perumahan.
-          Dilihat jenis-jenis kayu beserta ukurannya yang ada di perumahan.
-          Ditanya kepada mandor bangunan jenis kayu yang digunakan dan melihat brosur berapa harga dari tiap jenis sortimen kayu dan jenis kayu tersebut.



ISI
            Dalam kegiatan praktek yang dilaksanakan pada gedung bangunan perumahan, dapat diketahui banyak penggunaan kayu pada bangunan tersebut. Bangunan perumahan ini terletak di Jln. Jamin Ginting, Simalingkar A No.105, Medan. Perumahan ini diberi nama sesuai dengan nama secara umum yakni “Grand Sumatera Jamin Ginting” tidak sesuai dengan nama yang memiliki bangunan ini.
            Bangunan ini memiliki bentuk bangunan yang diadaptasi dari desain bangunan Eropa dan arsiteknya adalah mahasiswa jurusan teknik sipil. Kayu yang digunakan bangunan ini berasal dari kayu Indonesia, dimana kayu ini selanjutnya akan dikirim untuk didesain sesuai kebutuhan. Pada bagian dalam bangunan, terdapat furniture dan benda-benda yang terdiri dari kayu.
            Pada bangunan ini juga dapat dilihat bagian-bagian yang belum mengalami kerusakan, baik kerusakan karena usia ataupun karena pengaruh perusak kayu (rayap) karena perumahan ini baru dibangun dan ada sebagian bangunan rumah yang sudah siap. Bagian sisi ventilasi dibuat dengan menggunakan kayu meranti, bagian jendela yang kayunya sangat kokoh juga terbuat dari kayu meranti, dan bagian langit-langit bangunan terbuat dari beton (semen).
            Sesuai dengan pengamatan yang dilakukan pada bangunan perumahan Grand Sumatera Jamin Ginting yang beralamat di Jln. Jamin Ginting, Simalingkar A. No. 105, Medan, dengan pengamatan secara langsung diperoleh hasil sebagai berikut :
  1. Kayu dalam pembangunan
Penggunaan kayu sembarang sangat membantu dalam kontruksi perumahan
  1. Pintu kayu
Pada bangunan ini pintu yang digunakan ada 2 jenis yaitu pintu sayap ganda sebagai pintu utama di bagian depan rumah. Pintu sayap ganda ini memiliki dua daun pintu yang di gantung pada bagian dalam rangka dengan menggunakan engsel kayu yang menyatu pada pintu yang terletak di bagian atas dan bawah pintu. Untuk pintu-pintu yang digunakan untuk ruangan-ruangan biasa diguanakan pintu dengan tipe pintu sayap tunggal dengan menggunakan engsel pintu besi yang biasa digunakan pada pintu-pintu biasa. Semua pintu yang digunakan terbuat dari kayu besi. Dibawah ini merupakan gambar pintu kayu sayap ganda.
  1. Jendela kayu
Jendela yang digunakan pada bangunan ini adalah jendela dengan tipe jendela sayap ganda. Jendela ini mempunyai daun-daun jendela yang ditempatkan pada engsel depan atau belakang. Bagian jendela ini dapat dibuka penuh. Untuk jendela pada lantai satu pada bangunan ini dilengkapai dengan jerajak besi, sedangkan untuk jendela pada lantai dua hanya dilengkapi dengan daun jendela saja tanpa ada jerajak. Semua daun jendela terbuat dari kayu Merbau (Intsia palembanica) yang diimpor dari Bandung. Dibawah ini terlihat jendela pada bangunan perumahan.
  1. Kusen Pintu dan Jendela
Pada daun pintu dan jendela pada dinding, dipasang rangka yang disebut kusen, kusen untuk tempat tinggal terbuat dari kayu atau logam. Kusen kayu memberikan penampilan yang hangat dan indah dari tampilan tekstur serat-serat kayu yang dimilikinya, mempunyai nilai penyekat panas yang baik dan pada umumnya tahan terhadap pengaruh cuaca. Pada bangunan ini tipe kusen pintu dan jendela yang digunakan adalah kusen pintu gedung dari besi.
            Dibeberapa bagian untuk mencegah agar tidak mengalami kerusakan akibat serangan rayap misalnya pada pintu di ruang makan dan agar rayap menyerang  bagian bawah pintu yang menyebabkan pintu tersebut rusak maka diperlukan tindakan untuk melakukan pengawetan kayu sebelum digunakan lalu kayu pintu ataupun jendela tersebut di cat. Pengawetan kayu untuk perumahan dan gedung adalah suatu proses memasukkan bahan pengawet ke dalam kayu dengan tujuan untuk meningkatkan daya tahan kayu terhadap serangan organisme perusak kayu sehingga dapat memperpanjang masa pakai kayu.
Menurut keterangan dari pihak pemilik yang kebetulan berada disana, pada bagian loteng tidak mengalami kerusakan karena terbuat dari beton. Pada bagian jendela atau pintu yang keadaannya lembap dan gelap membuat rayap suka tinggal dan menyerang kayu pada bagian ini.

PENUTUP
            Rumah konstruksi kayu adalah bangunan rumah dengan menggunakan sistem struktur rangka pemikul dari bahan kayu. Biasa disebut sebagai rumah kayu, ciri-cirinya yaitu seluruh komponen balok dan kolom serta dinding yang digunakan adalah kayu. Rumah dengan struktur rangka kayu harus menggunakan sambungan-sambungan takik yang dikencangkan dengan menggunakan paku minimal 4 buah. Panjang paku yang digunakan minimal 2,5 kali tebal kayu yang terkecil. Apabila struktur kayu ini memikul beban berat (seperti struktur kayu untuk bangunan gudang atau garasi kendaraan), maka sambungan kayu harus dikencangkan dengan menggunakan bout berdiameter minimum 10 mm. Semua kayu yang digunakan harus kering dan bila perlu diawetkan sesuai dengan persyaratan pengawetan kayu.
Dari kegiatan yang dilakukan kita dapat mengetahui desain bangunan yang ada pada Perumahan Grand Sumatera Jamin Ginting. Arsitektur bangunan mengadaptasi dari desain Eropa. Pada bangunan ini, kita dapat banyak melihat tipe-tipe perumahan yang didesain oleh arsitek Teknik Sipil.
            Banyak petuah dan nasihat yang kita lihat pada pelaksanaan kegiatan ini. Ada yang tersiratkan pada suatu bentuk lukisan burung, yang memiliki arti kita harus bisa hidup dalam keadaan apapun. Ini menggambarkan semangat juang yang pantang menyerah dalam menjalani setiap kehidupan.
            Bangunan Perumahan Grand Sumatera Jamin Ginting merupakan sebuah bangunan yang menjadi bangunan mewah, dikarenakan bentuk dan desainnya yang tetap bertahun dari tahun ke tahun. Keistimewaan bangunan ini dapat kita lihat dari bagian dalam ruangan yang nyaman dan praktis, dan membuat pengunjung yang datang untuk melihat serta mengagumi bangunan yang kokoh berdiri.
Saat ini banyak pula material yang dikembangkan untuk menjadi alternatif pengganti kayu seperti aluminium, kusen beton, gypsum, kusen UPVC yang mendekati bentuk dan penampilan kayu untuk kusen pintu dan jendela luar. Sebetulnya kayu memiliki Keunggulan dibanding dengan material lainnya yaitu tampilan natural yang disukai dari kayu, material kayu banyak yang kuat menurut jenisnya seperti kayu jati, kaper, atau ulin, melalui proses pengovenan yang baik. Kayu memang fleksibel untuk dirubah bentuknya sesuai desain, seperti bentuk lurus atau melengkung, dan dapat menahan panas atau dingin dari luar ruangan. Sedangkan kerugian kayu antara lain mudah dimakan rayap, perawatan secara berkala dengan cat atau coating agar tetap awet, dan menyerap air sehingga menyebabkan volume kayu dapat berubah-ubah. Akibatnya pintu atau jendela sulit dibuka karena salah satu sudutnya memuai.










DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kehutanan. 2008. Pemanfaatan Kayu. Jakarta.
Haygreen, J. G. dan J. L. Bowyer. 1982. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu, Suatu Pengantar. UGM – Press. Yogyakarta.
Pandit dan Ramdan. 2002. Anatomi Kayu. ITB : Bandung

Setiadi, A dan Sofyan, K. 2010. Sifat Kimia Beberapa Jenis Kayu. Teknologi Hasil Hutan Fahutan. Fakultas Kehutanan IPB.

Sjostrom, E. 1981. Sambungan Kayu Edisi 2 (Terjemahan). Yogyakarta. Gadjah Mada Universuty Press.

Tsoumis, G. 1976. Kayu Sebagai bahan Baku. Proyek Penterjemahan Literatur   Kehutanan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar