Laju Kerusakan Hutan
Banjarmasin
(Antara) - Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta mengatakan laju
kerusakan hutan di Indonesia terus berkurang seiring dengan semakin tegasnya
penegakan hukum soal penebangan liar oleh aparat terkait.
Banjarmasin (Antara) - Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad
Hatta mengatakan laju kerusakan hutan di Indonesia terus berkurang seiring
dengan semakin tegasnya penegakan hukum soal penebangan liar oleh aparat
terkait. Menurut Hatta yang juga Mantan Menteri Lingkungan Hidup di
Banjarmasin, Minggu, sebelumnya laju kerusakan hutan di Indonesia mencapai 1,2
juta hektare per tahun. "Laju kerusakan tersebut dinilai sangat tinggi dan
tidak berimbang dengan kegiatan reboisasi yang dilakukan pemerintah,"
katanya.
Dengan demikian, tambah dia, pemerintah terus berupaya untuk
mencegah laju kerusakan kawasan hutan tersebut dengan berbagai cara antara lain
penegakan hukum secara tegas bagi perusak hutan.
Kini tambah Menteri asal Kalimantan Selatan tersebut, laju
kerusakan hutan tersebut telah mampu dikendalikan menjadi 5 ribu hekter per
tahun, dan diharapkan jumlah tersebut akan terus menurun.
Pemerintah, tambah dia, juga terus mendorong masyarakat serta
instansi terkait untuk mensukseskan penanaman pohon satu miliar per tahun, dan
target tersebut telah terlaksana bahka telah melebihi dari yang direncanakan.
Kedatangan Menristek ke Kalimantan Selatan dalam rangka membuka
seminar nasional Agroforestri IV nasional yang diikuti oleh ratusan peneliti
dari seluruh Indonesia di Kota Banjarbarau, yang dimulai pada Sabtu (26/10).
Kemenristek menjadi pembicara utama Seminar Nasional Agroforestri
ke-4 yang mengambil tema "Pengembangan teknologi agroforestri dan
produknya untuk ketahanan energi dan pangan". Menurut Hatta, untuk
mendukung pengembangan teknologi dan inovasi agroforestri atau kehutanan dan
pertanian, Kemenristek memiliki beberapa instrumen kebijakan.
Kebijakan tersebut antara lain, pusat unggulan Iptek, pemberian
beasiswa bagi peneliti atau SDM Iptek, fasilitas jaringan Iptek nasional dan
internasional, "tekchnopreneurship dan inkubasi bisnis teknologi.
Pusat unggulan tersebut, tambah Hatta, dikembangkan dengan tujuan
meningkatkan produktivitas riset dan lembaga pemanfaatan hasil riset lembang
litbang untuk perekonomian berbasis unggulan. Sebagai contoh, tambah Hatta,
pusat unggulan kelapa sawit di Sumatra Utara, yang merupakan salah satu
unggulan yang mampu menghasilkan salah satu produk hasil penelitian dari hulu
(benih) sampai hilir atau hasil akhir berupa biodisel dan lainnya. Sehingga
industri sawit nasional mampu bersaing di tengah ekonomi pasar bebas saat ini,
karena produk sawit selain bisa untuk pangan juga bisa dimanfaatkan bahan bakar
nabati.
Selain itu, tambah Hatta, pada tingkat tertentu riset agroforestri
telah berhasil meningkatkan produktivitas tanaman kehutanan, pangan dan obat
serta kesejahteraan petani kawasan hutan. Beberapa contoh agroforestri yang
berhasil adalah tanaman kayu-kopi-jagung, kemudian, nyamplung-kacang tanah,
akasia-jagung-lebah dan lainnya. (ar)
Sumber
: plasa.berita.msn.com
pada tingkat tertentu riset agroforestri telah berhasil meningkatkan produktivitas tanaman kehutanan, pangan dan obat serta kesejahteraan petani kawasan hutan.
BalasHapus