Teringat dengan sebuah Kisah.
*Dokter*
Waktu anak saya Balita, Anak saya diperiksa dokter di salah RS si Jatinegara. Dia sarankan tindakan. Saya tanya dokternya, “kira kira apa efek sampingnya, apakah akan ada berulang?”, saya dilirik dengan mata sebelah, dan berkata : “siapa yang tahu berulang atau tidak”, dan kemudian body language nya seolah mengusir kami pulang.
Saya pulang, saya kecewa, sy cari data, saya searching di Internet, saya ketemu dengan nama seorang Dokter di Kandang Kerbau Hospital (KK) Singapore. Nama RS itu buat hati saya agak kurang yakin. Saya kemudian kontak dengan Pendeta di Singapore, karena saya tahu biasanya Pendeta dapat dipercaya perkataannya. Saya dikonfirmasi krn pendeta itu juga tanya jemaat satu gereja kami di sana.
Saya berangkat dan ketemu Dokter yang sangat ramah, dia sampai kepada kesimpulan yang sama perlu tindakan dan waktu saya kejar dengan pertanyaan seorang ayah yang merindukan perlindungan terbaik untuk anaknya, dengan sabar Dokter itu menjelaskan dan menganggap saya sebagai orang yang tahu kedokteran, padahal dia yang menurunkan diri ‘merendahkan hati, berbicara dan “mengambil rupa “ seorang awam’, dan ketika saya tanya : “apakah ini akan perlu tindakan ulang?” Dia jawab : “ kami telah melakukan tindakan ini ribuan kali, dan 99,5% berhasil.”. Saya langsung pergi ke admission dan minta segera tindakan.
Saat yang lain, waktu bapak saya di ICU, team dokter memanggil saya dan Bang Onward, mereka bilang sudah tidak ada harapan. Kami dipersilahkan bawa pulang, dan ginjal tdk berespon lagi. Kami minta ijin berdoa dan kami berkeliling di tempat pembaringan bapak, kami berganti ganti membaca mazmur, dan menyanyikan lagu pujian. Kemudian Pendeta kami di Singapore datang, dan memimpin doa. Ajaib, tangan bapak kami merespon. Dan besoknya dia bisa mengenali Mamakku.
Dokter bisa punya keahlian, tapi Tuhan punya kuasa. Sehingga kami bisa bernyanyi: Allah kuasa melakukan segala perkara,.. Allahku maha Kuasa...
*Dokter*
Waktu anak saya Balita, Anak saya diperiksa dokter di salah RS si Jatinegara. Dia sarankan tindakan. Saya tanya dokternya, “kira kira apa efek sampingnya, apakah akan ada berulang?”, saya dilirik dengan mata sebelah, dan berkata : “siapa yang tahu berulang atau tidak”, dan kemudian body language nya seolah mengusir kami pulang.
Saya pulang, saya kecewa, sy cari data, saya searching di Internet, saya ketemu dengan nama seorang Dokter di Kandang Kerbau Hospital (KK) Singapore. Nama RS itu buat hati saya agak kurang yakin. Saya kemudian kontak dengan Pendeta di Singapore, karena saya tahu biasanya Pendeta dapat dipercaya perkataannya. Saya dikonfirmasi krn pendeta itu juga tanya jemaat satu gereja kami di sana.
Saya berangkat dan ketemu Dokter yang sangat ramah, dia sampai kepada kesimpulan yang sama perlu tindakan dan waktu saya kejar dengan pertanyaan seorang ayah yang merindukan perlindungan terbaik untuk anaknya, dengan sabar Dokter itu menjelaskan dan menganggap saya sebagai orang yang tahu kedokteran, padahal dia yang menurunkan diri ‘merendahkan hati, berbicara dan “mengambil rupa “ seorang awam’, dan ketika saya tanya : “apakah ini akan perlu tindakan ulang?” Dia jawab : “ kami telah melakukan tindakan ini ribuan kali, dan 99,5% berhasil.”. Saya langsung pergi ke admission dan minta segera tindakan.
Saat yang lain, waktu bapak saya di ICU, team dokter memanggil saya dan Bang Onward, mereka bilang sudah tidak ada harapan. Kami dipersilahkan bawa pulang, dan ginjal tdk berespon lagi. Kami minta ijin berdoa dan kami berkeliling di tempat pembaringan bapak, kami berganti ganti membaca mazmur, dan menyanyikan lagu pujian. Kemudian Pendeta kami di Singapore datang, dan memimpin doa. Ajaib, tangan bapak kami merespon. Dan besoknya dia bisa mengenali Mamakku.
Dokter bisa punya keahlian, tapi Tuhan punya kuasa. Sehingga kami bisa bernyanyi: Allah kuasa melakukan segala perkara,.. Allahku maha Kuasa...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar