Slmt pg buat kita semua....
🙂🙂
2 Korintus 10:18 (TB) Sebab bukan orang yang memuji diri yang tahan uji, melainkan orang yang dipuji Tuhan.
🙏🙏🙏
*Upacara : Kembali ke Esensi*
Dengan sederhana tapi hikmat kami laksanakan upacara peringatan hari kemerdekaan RI ke 75. Peserta dibatasi, protokol Covid19 dilaksanakan.
Kami memilih apa yang harus ada dalam upacara, hal hal yang esensial. Kami memilih melaksanakan upacara dengan waktu yang lebih ringkas, karena ini momentum dan juga kebanggaan. Kami bagian dari bangsa ini, kami berbakti untuk bangsa ini.
Sebelumnya, sebagai pimpinan dan sebagai pembina upacara saya ditanya tentang upacara ini. Saya menyatakan, kita dilaksanakan tanpa amanat pembina. Kenapa ? Untuk mengurangi resiko dan pesan bisa disampaikan dengan metoda lain.
Dua hari lalu saya diundang untuk webinar oleh anak anak muda Batak (Candra Haris Lubis, Derwin Tambunan dkk), tentang upacara adat pernikahan di masa Covid19. Saya menyampaikan pesan yang sama, lakukanlah hal yang esensial. Acara adatnya adalah baik, untuk mempertemukan keluarga baru, menyatakan sukacita, menghormati semua pihak sesuai prinsip adat utama.
Saya sarankan untuk memilah, mana primer, mana sekunder, mana nice to have. Yang nice to have hilangkan, yang sekunder, seperti bicara nasehat nasehat, dikurangi (bila perlu di videokan), yang utama laksanakan dengan protokol kesehatan dan prinsip kesederhanaan. Saya menantang pemuda pemuda Batak yang punya pendidikan tinggi yang baik yang hadir dalam diskusi untuk rethinking dan revisioning acara adat.
Covid19 membuat kita kreatif dan harusnya kembali ke esensi.
Dirgahayu kemerdekaan RI.
Bangga sebagai bangsa Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar